Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”



Hasil gambar untuk character education

Negara Indonesia, negeri Pancasila ini telah lama berdiri. Semenjak dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa ini telah digembar-gemborkan sebagai negara yang merdeka..

           Gambar terkait

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Itulah salah satu bukti nyata pempublikasian bahwa negara Indonesia adalah negara yang merdeka. Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ini sangat luar biasa dan penuh makna. Falsafah kenegaraan karya pendiri bangsa ini memiliki nilai historis yang tinggi. Bagi kita makna itu merupakan ide dan cita-cita dengan tujuan yang riil. Artinya, harus diwujudkan dalam kenyataan.

Hasil gambar untuk Indonesian 1945
            
Namun, bagaimana negeri ini mampu mewujudkan cita-citanya yang tertulis dalam Pancasila, jika generasi muda-nya malas untuk mempelajari ideologi bangsanya. Hingga saat ini belum terlihat jelas adanya upaya mengamalkan nilai sila-sila Pancasila secara sungguh-sungguh. Jangankan diamalkan dengan kesungguhan, keinginan untuk membicarakannya saja cenderung ogah-ogahan. Ditambah adanya godaan untuk menggantikannya dengan ideologi lain dan ketidakseriusan mewujudkannya, membuat posisi Pancasila sebagai dasar negara benar-benar terjepit dan lesu darah.

Sebuah Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”
Hasil gambar untuk tri hita karana



Pendidikan Karakter dinilai perlu diaplikasikan untuk generasi muda agar pemuda Indonesia memiliki karakter dan moral yang baik sekaligus dapat mengamalkan nilai sila Pancasila. Wacana Pendidikan Karakter sedang menguat di tengah fenomena tergerusnya nilai-nilai moralitas dan karakter bangsa. Diperlukan suatu penguatan, penemuan kembali, serta pemertahanan nilai dan karakter bangsa (Nation and charachter building)yang cenderung pudar dan tunamakna di tengah arus globalisasi dan kemajuan zaman.
            
Maka penulis memberi judul Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Govenance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”. Prinsip Good Governance digunakan karena menurut opini penulis, prinsip ini menyangkut pendidikan karakter didalamnya seperti:
            
Partisipasi (Participation), yaitu keikutsertaan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan, kebebasan berpendapat, serta berpartisipasi secara konstruktif. Disini contohnya ialah, masih banyak-nya angka golput dalam pemilu ataupun pilkada. Dengan sifat partsipasi, maka pemuda akan menyadari tentang pentingnya partisipasi mereka untuk pembangunan negeri ini. Dan angka golput pun akan semakin menurun bahkan hilang. 

Gambar terkait

Transparan (Transparency), yaitu sifat yang transparan dari pemuda sehingga tidak ada kecurigaan dan sebagainya. Banyak pejabat tinggi negara yang masih tidak transparan dalam menjalankan tugasnya. Mungkin itulah yang menyebabkan rakyat curiga. Dengan memberikan pendidikan karakter berupa sifat transparan, maka pemuda akan terbiasa dengan sifat ini. Sehingga nantinya ketika mereka berada di posisi apapun sifat transparan akan selalu dibawa.

Hasil gambar untuk strategic vision

Daya Tanggap (Responsivenes), merupakan sifat tanggap yang harus dimiliki pemuda sehingga mereka dengan tanggap mengerti apa yang harus dilakukan. Pada saat momen pemilu dan pilkada, sering kita dengar mereka mengumbar janji dan apa yang akan dilakukan ketika mereka terpilih nantinya. Namuan faktanya ketika mereka terpilih dan setelah itu mereka dihadapkan pada suatu permasalahan yang harus diselesaikan, tidak ada tindakan yang diaplikasikan. Jika sifat ini dimiliki oleh pemuda mulai saat ini, maka hasilnya ialah ketika nanti mereka dihadapkan pada suatu permasalahan, mereka tanggap dan mengerti tentang apa yang harus dilakukan.

Hasil gambar untuk kohati wanita
            
Berorientasi Konsensus (Consensus Oriented), yaitu bertindak sebagai mediator bagi kepentingan yang berbeda untuk mencapai kesepakatan. Banyak sekali kasus-kasus dalam masyarakat yang diselesaikan dengan kekerasan. Dengan memiliki sifat berorientasi kenseus, maka pemuda dapat menempatkan diri sebagai mediator yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan baik untuk mencapai kesepakatan.
            
Hasil gambar untuk Consensus Oriented

Bervisi Strategis (Strategic Vision), pemuda memiliki perspektif yang luas dan jangka panjang dalam menyelenggarakan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek historis, kultur, dan kompleksitas sosial.
            Hasil gambar untuk strategic vision
Berkeadilan (Equity), yaitu memberikan kesempatan yang sama, baik kepada laki-laki maupun perempuan dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya. Diskriminasi mungkin saat ini masih banyak terjadi di sekitar kita. Dengam memiliki sifat adil, maka pemuda dapat berlaku adil sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan.

Hasil gambar untuk berkeadilan
            
Dengan pendidikan karakter melalui prinsip Good Governance yang ditujukan kepada pemuda ini, maka nilai-nilai sila yang terdapat dalam Pancasila akan segera dicapai dan dapat pula mencapai Tri Hita Karana. Tri Hita Karana ialah hubungan yang harmonis antara manusia dan tuhan, antara manusia dan manusia, serta antara manusia dan alam lingkungannya.

Yakin Usaha Sampai... 

Ditulis Oleh : Cyntia Kusnul Khatimah (Kader HMI Kehutanan UGM Angkatan 2017)

PUSTAKA
Labbiri, S.Pd.,M.Pd dan Salmah Majid, S.Pd. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal. Makassar: P3i Press Makassar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”

Negara Indonesia , negeri Pancasila ini telah lama berdiri. Semenjak dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa ini t...

Pages