"Rimbawan dan Revolusi Mental, didalam implementasi sembilan dasar rimbawan"
Revolusi Mental?
Revolusi Mental pertama kali digunakan Presiden Soekarno
tahun 1957 ketika revolusi nasional sedang berhenti. Gerakan itu ditujukan
untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru yang berhati
putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang
menyala-nyala. Semangat tersebut kini diimplementasikan sesuai kondisi nyata
oleh Presiden Joko Widodo dengan tujuan lebih memperkokoh kedaulatan,
meningkatkan daya saing dan mempererat persatuan bangsa.
Nilai-nilai esensial itu meliputi etos kemajuan, etika kerja,
motivasi berprestasi, disiplin, taat hukum dan aturan, berpandangan optimistis,
produktif-inovatif, adaptif, kerja sama dan gotong royong, dan berorientasi
pada kebajikan publik dan kemaslahatan umum.
Revolusi Mental yang telah dicanangkan Presiden Jokowi belum
dapat dirasakan nyata sebagai sebuah gerakan yang praktis dan implementatif.
Padahal Revolusi Mental memiliki nilai strategis dan instrumental. Aspek
strategis Revolusi Mental diarahkan untuk kedaulatan, daya saing dan persatuan
bangsa yang dilakukan secara kolektif melibatkan seluruh bangsa dengan
memperkuat institusi pemerintahan dan pranata sosial budaya.
Secara instrumental merupakan upaya bersama membangkitkan
kesadaran bahwa Indonesia memiliki kekuatan besar untuk berprestasi tinggi,
produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern. Dalam praktik,
dilakukan dengan mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku melalui
internalisasi nilai-nilai esensial pada setiap individu, keluarga, insititusi
sosial, masyarakat sampai dengan lembaga-lembaga negara.( Sumber : Direktorat Jenderal Informasi
dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI,
2015)
Revolusi mental merupakan suatu gerakan seluruh masyarakat
(pemerintah & rakyat) dengan cara yang cepat untuk mengangkat kembali nilai‐nilai strategis yang diperlukan
oleh Bangsa dan Negara untuk mampu menciptakan ketertiban dan
kesejahteraan rakyat sehingga dapat memenangkan persaingan di era globalisasi.
Revolusi Mental mengubah carapandang,
pikiran, sikap, perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan,
sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa‐bangsa lain di dunia.
Revolusi Mental mengubah cara pandang, pikiran, sikap,
perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan, sehingga Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu
berkompetisi dengan bangsa‐bangsa lain di dunia. (Sumber Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan
dan Kebudayaan, 2015)
Jati diri manusia bermental baik dalam Islam adalah manusia yang menyadari esensi keberadaannya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk Tuhan. Artinya yang sungguh menjadi manusia, tidak cukup saleh individu (personal), tetapi harus juga saleh sosial. Itulah revolusi mental good
character yang dibangun Nabi SAW
kepada umatnya berbasis Islam menuju
kedamaian (rahmah) bagi seluruh ruh
alam semesta.
Acuan revolusi mental good character yang berbasis Islam dan filsafat pendidikan
ialah QS. Rum (30): 30 dan karakteristik Islam. Menurut Yusuf
al-Qardhawi (1983: vii) karakteristik Islam ialah rabbaniyah (ketuhanan),
insaniyah (kemanusiaan),
syumul (universal)
untuk semua zaman,
tempat dan manusia, al-wasthiyyah (pola
keseimbangan atau keadilan),
al waqi’iyyah (berpijak
pada kenyataan objektif manusia), al-wudluh (kejelasan), dan integrasi antara tsabat (konsisten) dan murunah (luwes).
Revolusi mental berkaitan dengan merubah besar-besaran batin manusia
yang mewujud dalam tiga pola
yakni pola pikir, pola yakin, dan pola rasa-spiritualitas yang melahirkan
prilaku. Tiga pola itu berbasis
pada nilai-nilai yang dipatrikan dalam diri seseorang, yaitu: agama,
tradisi-budaya dan falsafah bangsa.
Eksistensi mental berkarakter seseorang dipengaruhi banyak faktor, antara lain
pendidikan, lingkungan, hereditas, dan budaya global.
(Sumber : Maragustam, Paradigma
Revolusi Mental, 2015)
9 Dasar Rimbawan
1. Jujur
Adalah
sikap ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan
kepadanya.
2. Tanggung Jawab
Adalah
kemauan dan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya
dan tepat pada waktunya serta
berani memikul resiko atas putusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya.
3. Ikhlas
Adalah
sikap rela sepenuh hati, datang dari lubuk hati, tidak mengharapkan imbalan
atau balas jasa atas sesuatu perbuatan khususnya yang berdampak positif pada orang lain, dan semata-mata karena
menjalankan tugas/amanah dari
Tuhan Yang Maha Esa.
4. Disiplin
Adalah
sikap mental yang tercermin dalam perbuatan dan perilaku pribadi atau ke!ompok, berupa kepatuhan dan ketaatan terhadap
aturan kerja, hukum dan norma
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar.
5. Visioner
Adalah
mempunyai wawasan/pandangan jauh kemasa depan dan arah tujuan yang ingin diwujudkan
6. Adil
Adalah perbuatan yang
dilandasi rasa tidak sewenang-wenang tidak memihak (netral) serta secara proporsional sesuai
peraturan/hokum yang berlaku.
7. Peduli
Adalah
sikap memperhatikan orang lain dan lingkungan sebagaimana ia memperhatikan dirinya sendiri
8. Kerjasama
Adalah
kemauan dan kemampuan untuk bekerjasama dengan semua dan pihak dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan
sehingga mencapai hasil guna
dan daya guna yang sebesar-besarnya.
9. Profesional
Adalah
kemampuan konseptual, analitis dan teknis dalam bekerja yang diperoleh melalui pendidikan atau pelatihan
yang dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab, berorientasi penghargaan dan kepuasan bersama sehingga keputusan dan tindakannya didasari atas
rasionalitas dan etika profesi
(Sumber : Surat Edaran Nomor : Se.01/Menhut-II/2007)
Terdapat tiga nilai revolusi mental yang dicanangkan pemerintah yaitu nilai yang pertama adalah Integritas yang terdiri dari jujur, dipercaya, berkarakter dan tanggung jawab, nilai yang kedua Etos kerja yang terdiri diri dari etos kerja, daya saing, optimis, inovatif dan produktif, selanjutnya nilai yang ketiga yaitu Gotong royong yang terdiri dari Kerjasama, Solidaritas dan berorientasi pada kemaslahatan.
9 dasar
rimbawan sangat erat hubungannya dengan revolusi mental, yang pertama adalah Jujur (sikap
ketulusan hati dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan)
mental ini merupakan sifat yang harus diterapkan oleh rimbawan dalam
menjalankan wewenang dalam tanggungjawabnya mengelola hutan, serta rimbawan
akan memiliki integritas yang tinggi dimana integritas merupakan nilai pertama dalam revolusi mental.
(QS At- Taubah:119) “Wahai orang-orang yang beriman.
Bertakwalah kepada Allah SWT dan bersamalah kamu dengan orang orang yang
benar”.
Nilai dasar rimbawan yang kedua yaitu Tanggungjawab (kemauan dan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas putusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya.) dalam dasar ini rimbawan memiliki integritas tanggungjawab dalam penyelesaian tugas dan bertanggungjawab untuk kemaslahatan umat.
Nilai dasar rimbawan yang kedua yaitu Tanggungjawab (kemauan dan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani memikul resiko atas putusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya.) dalam dasar ini rimbawan memiliki integritas tanggungjawab dalam penyelesaian tugas dan bertanggungjawab untuk kemaslahatan umat.
“Tiap tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya (QS. Al Mudatstsir 38) .
Nilai dasar rimbawan yang ketiga yaitu Ikhlas dalam artian bahwa rimbawan rela dengan sepenuh hati tanpa mengharapkan imbalan dari usahanya yang bermanfaat positif bagi orang lain dan semata mata hanya menjalankan tugas dari Allah SWT, dasar rimbawan ikhlas ini memiliki nilai revolusi mental integritas yang berkarakter dan berkepribadian tinggi. Nilai dasar rimbawan yang keempat yaitu Disiplin, disiplin ini merupakan sifat Integritas yang berkarakter dan etos kerja yang produktif. Kedisiplinan akan membawa manusia terhadap kebaikan terhadap dirinya dan orang lain. Nilai dasar rimbawan yang kelima yaitu Visioner, mempunyai wawasan yang luas dan pandangan jauh kedepan untuk membangun sesuatu agar lebih baik dan bermanfaat. Dasar keenam Adil, sebagai Rimbawan kita harus dapat adil dalam menjalankan tugas, tidak memihak (netral) dan menjadi manusia yang berkeadilan. Selanjutnya dasar ketujuh yaitu Peduli, Peduli merupakan rasa perhatian terhadap orang lain dan lingkungannya seperti terhadap diri sendiri. Dan sebagai rimbawan kita harus dapat berorientasi terhadap kemaslahatan umat, sebagaimana diterangkan dalam nilai revolusi mental gotong royong begitu halnya dengan dasar rimbawan yang ke delapan yaitu Kerjasama, sebagai rimbawan kita mampu untuk berkerjasama dengan semua pihak dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan untuk menghasilkan daya guna yang berkualitas. Profesionalism sangat penting dalam karakter seorang rimbawan, memiliki etos kerja yang inovatif, produktif dan berkemampuan konseptual, analitis dan teknis dalam bekerja akan menjadikan karakter yang kuat dan berkepribadian .[Salim Suparto]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar