Masihkah Penting SemangatKebangkitan Nasional itu ???

Pada hakekatnya sebuah bangsa yang telah merdeka mempunyai angan-angan yang sangat besar jika dikaitkan dengan apa yang namanya idealitas. Idealitas ini muncul seiring dengan potensi yang dimiliki suatu bangsa tersebut. Jika kita menilik pada bangsa ini, sesungguhnya bangsa Indonesia mempunyai potensi yang sangat prospektif yang mana dahulu kala dikatakan sebagai negara strategis baik secara geografis (diantara 2 benua dan 2 samudra) dan astronomis (dilewati garis khatulistiwa). Hal ini jelas - jelas membuat bangsa ini menjadi salah satu palang pintu perdagangan pada kala itu. Selain itu bangsa indonesia juga kaya akan kekayaan sumber daya alamnya yang begitu melimpah. Tentu saja dengan berkaca pada hal tersebut kita menjadi semakin pahamdan sadar akan kekayaan bangsa Indonesia ini dengan segala potensi yang dimilikinya, akan tetapi apa yang  terjadi sekarang dengan pemanfaatannya semua potensi itu? Tidak hanya semakin rusak sumber daya alamnya tetapi juga rusak moral sumber daya manusianya. Sumber daya manusia ini sangatlah fundamental karena hal ini akan mempengaruhi kepribadian suatu bangsa. Tentunya semuanya tersebut haruslah kita refleksikan pada diri sendiri. Namun Hal terpenting saat ini adalah harga diri yang terus dijunjung oleh para pahlawan bangsa ini saat kemerdekaan dulu. Semangat nasionalisme pada saat itu begitu berkobar dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu, kita sebagai generasi penerus peradaban haruslah tetap menjaga semangat nasionalisme yang ada baik lahir maupun batin. Jangan hanya saat timnas indonesia bermain saja, masih banyak para pejuang-pejuang bangsa yang perlu diberikan apresiasi atas perjuangannya untuk menjaga dan menjunjung harga diri bangsa ini.
Kapanpun waktunya, saat itu Indonesia tidak hanya dikenal kaya dalam arti ekonomi tapi juga dikenal kaya dalam arti moral, seimbang antara pembangunan jasmani maupun rohani, pendidikan yang berkualitas sehingga menjadi standar atau dijadikan oleh negara - negara lain menjadi kiblat dunia pendidikan di dunia. Dalam tahap itu pula Indonesia dikenal juga sebagai bangsa yang jiwa sosialnya tinggi yaitu selalu memperhatikan bangsa-bangsa lain yang membutuhkan bantuan karena kekurangan secara ekonomi maupun ilmu, kedermawanan bangsa Indonesia membuat takjub siapapun yang ada dibumi ini sehingga langkah yang diambil Indonesia mampu memberikan contoh bagi bangsa dan negara lain. Indonesia mampu pula memberikan rasa aman dikawasan Asia Tenggara maupun Dunia, karena militer Indonesia tidak diarahkan untuk menjadi polisi dunia walaupun saat itu kekuatannya melebihi bangsa-bangsa lain, Indonesia tidak sombong tapi bijaksana. Konsep politiknya pun bisa dibilang paling demokratis dan efisien, karena begitu menjunjung pada asas pancasila yang mana dianggap sebagai ideologi yang paling sempurna oleh bangsa - bangsa lain karena saking lengkapnya komposisi didalamnya.
Namun itu semua hanyalah sebuah mimpi yang tak kunjung terwujud secara nyata oleh bangsa ini. Hal ini tentu saja dibutuhkan sebuah kerja keras dan kesabaran. Semua itutidaklah didapatkan dengan secara pragmatis ataupun instan. Akan tetapi saya yakin dengan sepenuh kekuatan bahwa bangsa ini tidak menutup kemungkinan untuk dapat mewujudkan impian - impian ituyang belum lebur oleh waktu. Bung Karno  pernah berkata, “Suatu bangsa bila ingin menjadi bangsa yang besar harus pernah merasakan suatu keadaan up and down dan bangsa yang hebat harus bisa bangkit dari reruntuhan yang menimpanya. Semakin berat ‘ujian’ yang menimpa suatu bangsa dan semakin kuat bangsa tersebut membangun kembali dan tetap berdiri dengan kepala yang tegak, maka semakin besar bangsa itu”. Hal itu tentunya menjadi sebuah pemantik semangat nasionalisme dalam diri kita bahwa bangsa ini memang sudah  seharusnya demikian. Bangkit dan berdiri dengan kepala tegak seperti dalam penggalan pendapat Bung Karno merupakan PR terbesar bagi bangsa ini tentunya setelah tenggelam dalam era krisis moneter tahun 1998. Pada era 60-an hingga awal 90, banyak negara di dunia  yang mengklaim Indonesia sebagai negara yang paling berpotensi sebagai bangsa yang besar. Begitu banyaknya gebrakan-gebrakan yang mampu menempatkan Indonesia sebagai bangsa besar pada pandangan dunia dan dunia pun seakan merasakan kekuatan baru di Asia Tenggara yang mampu membawa perubahan secara regional maupun internasional. Namun saat ini saya hanya bisa tersenyum tersipu malu bila bercermin pada keadaan sekarang. Justru gebrakan - gebrakan dalam dunia kemerosotan moral yang sekarang lebih tampak didengung - dengungkan.
Tapi apakah benar dengan minimnya moralitas bangsa akan nasionalisme dapat menjadi suatu indirect threat dan bumerang buruk bagi suatu bangsa?
Pancasila sebagai landasan dasar falsafah hidup bernegara di Indonesia dan tetap menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai suatu konstitusi, maka sudah sepatutnya masyarakat Indonesia merasa bangga akan negaranya, akan bangsanya, akan bahasanya, akan budayanya dan segala kekayaan yang melimpah yang telah diberikan Tuhan kepada bumi Indonesia bukan malah membenci atau ‘mengkhianati’ Indonesia. Saya meyakini dengan benar dan sejalan dengan pendapat Ir. Soekarno bahwa Indonesia sebagai bangsa yang merdeka harus menjalankan prinsip Berdikari (Berdiri diatas kaki sendiri) dan memegang teguh doktrin Indonesian Way. Dengan adanya prinsip Berdikari maka akan menjadikan Indonesia lebih kuat dari dalam dan tidak tergantung dari ‘belas-kasihan’ negara-negara yang notabene sebagai neo-colonialism dan apabila hal itu telah terlaksana dan tercapai maka akan sampailah Indonesia ke depan pintu gerbang kebesaran dan kejayaan bangsa. Untuk itu suatu moralitas nasionalis sangat diperlukan guna menyongsong kejayaan Indonesia, meski rasa nasionalisme yang berlebihan juga dapat menjadi batu sandungan. Tapi yakinlah bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sama sekali tidak berada pada nasionalisme yang berlebihan layaknya rakyat Korea Utara tapi menjadi salah satu titik nasionalisme terendah dalam sejarah hidupnya bangsa Indonesia.

oleh Azwar Najib AlHafee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”

Negara Indonesia , negeri Pancasila ini telah lama berdiri. Semenjak dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa ini t...

Pages