Diskusi Buku "Sokola Rimba" karya Butet Manurung

Seorang antopolog lulusan Universitas Padjajaran yang sering dipanggil Butet ini menyadari bahwa orang rimba perlu dibekali dengan sebuah ilmu yang menjadikan mereka agar tidak tertindas oleh perubahan zaman. Ketidakmampuan orang rimba dalam membaca dan menulis menjadikan mereka dengan mudah dibohongi dan ditipu oleh orang lain yang dengan sengaja memanfaatkan sisi kelemahan mereka. Di saat menjual hasil buminya, orang rimba kerap ditipu oleh pedagang nakal yang mengurangi hasil timbangan mereka dikarenakan keterbatasan orang rimba dalam membaca dan menghitung hasil timbangan. Karen kecintaannya dengan alam dan mendengar kasus-kasus yang merugikan masyarakat adat, maka Butet dan teman-temannya mulai mendirikan “Sokola Rimba” di tengah hutan Bukit Dua Belas.

Metode pembelajaran yang menyenangkan dan disesuaikan dengan karakteristik lingkungan serta sifat dari orang rimba setempat dilakukan demi tercapainya transfer ilmu pengetahuan yang diharapkan. Namun bukan hanya itu, Butet berusaha masuk lebih jauh yakni untuk menyadarkan akan eksistensi dan potensi mereka sebagai orang rimba. Tak semulus yang dibayangkan, usaha-usaha yang dilakukan butet tentunya penuh dengan tantangan dan penolakan dari orang rimba setempat. Namun dengan pendekatan-pendekatan secara khusus Butet mampu melakukannya, terbukti kini salah satu dari mereka sudah melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.

Ancaman dari luar seperti HTI, pertambangan, hingga perkebunan dengan skala besar, lambat laun akan mengancam eksistensi orang rimba dan hutan mereka jika mereka tidak dibekali dengan ilmu-ilmu dasar seperti membaca dan menulis. Hal yang ditakutkan adalah akan terjadinya penipuan dan pembodohan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab terhadap orang rimba demi lancarnya bisnis mereka.  

Sebagai orang yang sama-sama sedang belajar dunia kehutanan, diskusi kami pun berlanjut kearah kelestarian hutan. Berbagai pendapat dari teman-teman yang umumnya memiliki pemikiran akan ketakutan bahwa apakah dengan adanya transfer ilmu tersebut dan orang rimba memiliki pengetahuan akankah lantas hutan mereka menjadi lebih baik dan lestari? Ataukah sebaliknya dengan mengenal ilmu pengetahuan yang berarti meningkatkan tingkat rasa penasaran mereka akan dunia luar dan pada akhirnya akan meninggalkan “rumah” mereka lalu tinggal di kota. 

1 komentar:

Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”

Negara Indonesia , negeri Pancasila ini telah lama berdiri. Semenjak dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa ini t...

Pages