Melawan Lupa


Tak lupa dalam ingatan saya, berita mencengangkan saat saya masih duduk di bangku SMP tentang pembunuhan aktivis hak asasi manusia yang bernama Munir. Waktu itu semua tahu Munir sebagai seorang aktivis yang paling sering muncul di media massa, terlebih setelah tragedi hilangnya aktivis pada 1997-1998. Kini 8 tahun setelah kejadian tersebut kita dibuat lupa,lupa bahwa perjuangannya tidak ikut mati..

Munir, begitulah orang-orang mengenal sosok aktivis Kontras ini, nama lengkapnya Munir Said Thalib. Dialah orang yang paling sering menggembor-gemborkan tentang sebuah operasi rahasia yang dilakukan oleh tim mawar dari kesatuan Kopassus saat terjadi penculikan aktivis semasa 1997-1998. Dari penculikan aktivis pro demokrasi tersebut hingga saat ini 13 orang masih dinyatakan hilang. Kasus ini menjadi sangat menggemparkan pasalnya diduga melibatkan nama-nama seperti PrabowoSubiyanto (saat itu Komandan Jenderal Kopassus), Wiranto (Panglima TNI saat itu), serta Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono. Dari kasus tersebut Munir memperjuangkan keadilan bahwa penghilangan orang secara paksa tersebut adalah pelanggaran HAM berat. Dari perjuangan  tersebut berakibat terbunuhnya Munir saat dalam perjalanan Jakarta - Amsterdam 7 September 2004 silam oleh racun yang mengandung zat arsenik. Hingga kini kasus Kematian Munir masih menyimpan misteri bahwa belum dibuktikan dalam pengadilan dalang dari pembunuhan aktivis HAM ini.
Perjuangan Munir adalah bentuk memperjuangkan kebenaran, kebenaran yang mutlak. Bahwa masih banyak kasus pelanggaran HAM berat di luar sana, namun hanya sedikit yang teradili. Indonesia yang mengaku sebagai negara hukum tak mampu berbuat banyak dalam kasus pelanggaran HAM, terlebih negara ini dipimpin oleh Jenderal-Jenderal TNI yang rahasianya tertutup rapat. Entah siapa pun jenderal yang terlibat dalam pelanggaran HAM berat tersebut, mereka harus dihukum sepantasnya, seperti halnya mereka mengaku pantas menghilangkan (nyawa) orang lain.
Kita tidak boleh melupakan sosok pejuang HAM Munir, sosok aktivis islam yang memperjuangkan kebenaran, pejuang yang tak pernah mati, yang tak akan berhenti. Perjuangannya kini diwariskan kepada para pemuda. Sosoknya menjadi sebuah inspirasi bagi kita, berjuang keras demi memunculkan kebenaran tanpa takut ‘mati’ , sebuah bentuk jihad  fisabilillahseorang muslim. Sosok yang tak pernah mati di hati para aktivis HAM serta inspirator aktivis lainnya. Sebagai bentuk penghargaan untuk Munir, kita cukup merenungkan sejenak, membayangkan sosoknya, mengingat perjuangannya, mempercayai bahwa perjuangannya tak pernah mati. Perjuanganmu akan kami jadikan pengobar semangat dalam memperjuangkan kebenaran yang mutlak kami sebagai kader muda HMI, wahai kandha Munir.


Ia tak akan takut gelap, tapi ia cemas akan kelam. Gelap adalah bagian dari hidup, kelam adalah putus asa yang memandang hidup sebagai gelap yang mutlak. Kelam adalah jera, kelam adalah getir, kelam adalah menyerah..-Goenawan Mohamad-


oleh Adi Tri Utomo (Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas Kehutanan UGM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Karakter Melalui “Prinsip Good Governance” demi Mencapai “Sila dan Tri Hita Karana”

Negara Indonesia , negeri Pancasila ini telah lama berdiri. Semenjak dibacakannya teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa ini t...

Pages